Fullday School menjadi tranding tropic pertengahan bulan agustus ini setelah seminggu Mentri Pendidikan yang baru Prof. Muhadjir dilantik.Wacana pendidikan sehari di sekolah ini diambil berdasarkan penjabaran dari program nawacita yang programkan bapak presiden indonesia Ir. Joko Widodo yang mana content dari nawacita sendiri bertitik berat pada pendidikan karakter, kemandirian, tanggung jawab dan tentunya pendidikan budi pekerti yang telah lama hilang.
Dari kutipan bapak mentri di berbagai media pada intinya pendidikan fullday school dimaksudkan agar siswa lebih lama dalam pengawasan setiap apa yang dilakukannya semisal siswa sekolah dasar pulang jam 13:00 sedangkan dikota besar kebanyakan orang tua siswa bekerja jam 06:30 sampai 17:00 nah selisih waktu yang ada ini sangat berarti untuk menambahkan ilmu kepada anak anak dikarenakan pada waktu-waktu itu biasanya anak berada diluar pengawasan orang tuanya karena sibuk bekerja. Penambahan jam belajar tidak sepenuhnya berisi materi pokok yang menuntut energi dan berfikir waktu yang ditambahkan adalah waktu untuk ekstra kurikuler yang menggali bakat dan minat dari para siswa dan siswi sehingga terkesan enjoy atau santai tidak seperti yang ditakutkan para nitizen yang berpendapat di media.
Wacana ini mendapatkan reaksi pro dan kontra namun sebenarnya ini tidak perlu terjadi sudah menjadi kebiasaan di negara kita setiap ada kebijakan baru pasti ramai dengan berbagai opini yang pada dasarnya mereka hanya berandai andai mengapa demikian? iyalah karena draf dan penyusunan konsep saja belum disahkan dan pada berasumsi, kecuali kalo sudah dicoba dijalankan barulah mereview.
Fullday Schools sebenernya bercermin pada pendidikan tertua di indonesia yaitu pesantren yang mana para santrinya hampir sehari penuh melakukan kegiatan menuntut ilmu baik dunia maupun akhirat. Bolehlah kita lihat bagaimana adab lulusan pondok pesantren yang modern dan baik seperti Pondok pesantren modern Gontor para lulusannya memiliki karakter dan kepribadian serta keilmuan yang bisa diacungkan jempol mahir berbahasa arab dan inggris serta berbagai cabang keilmuan yang lain, bermental baja dan mudah bersosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Salah seorang sahabat dekan penulis juga lulusan dari gontor hampir kurang lebih 4 tahun bersama nampak sekali kualitas pendidikan bersama sama menimba ilmu ditingkat yang lebih tinggi. Jujur, bermental baja, Tawadhu, tak lupa sholat lima waktu dan sunnah serta selalu prihatin kepada orang tuanya.
Dari pengamatan ini wacana Fullday school diambil, bagi para orang tua tidak perlu khawatir, yang perlu anda khawatirkan adalah apabila nanti kalian dimasa tua tak ada anak yang rajin sholat beribadah serta yang mengerti kepada orang tuanya ini yang perlu dikhawatirkan. Dan yang perlu diingat Barang siapa yang menuntut ilmu dengan dasar untuk mendapatkan Ridho Allah maka Allah akan menjaga dan memudahkan segala urusan, apa bila gugur maka tergolong dalam meninggal yang khusnul Khotimah / berjihad dijalan Allah. Semoga tulisan ini bermanfaat yang benar hanya Allah.
